Tuesday 9 March 2010

KUALITAS HIDUP ANDA TERGANGTUNG BAGAIMANA ANDA MEMBERI ARTI PADA SETIAP KEJADIAN

Sebuah kisah tragis menimpa dua orang wanita. Keduanya diperkosa ramai-ramai oleh beberapa lelaki di suatu gang sepi. Kejadian itu benar-benar membuat kedua wanita itu terpukul. Keduanya merasa hancur hidupnya… namun mereka memberi arti yang berbeda atas kejadian itu.
Wanita pertama bernama Luka. Ia memberi arti bahwa kejadian itu adalah sebuah kutukan. “Mengapa harus saya yang diperkosa, bukan orang lain….” begitu jerit dalam hatinya. Kejadian itu benar-benar membuat ia hancur, tidak ada lagi masa depan, rasanya ingin mati saja. Sejak kejadian itu ia jadi pemurung, hidupnya tanpa arah, dan putus asa. Ia merasa itu sebuah ketidak adilan. Hidup ini tidak adil, jadi tidak ada lagi gunanya menjadi orang baik, sudah hancur mendingan sekalian saja. Kemudian ia menjadi orang yang sembarangan dalam hidupnya¸ sering pulang malam, dan akhirnya ia menjadi wanita tuna susila.

Wanita kedua bernama Mona. Ia merasa kejadian itu adalah sebuah panggilan dari Tuhan. Tidak ada gunanya kesedihan dan penyesalan berkepanjangan, toh semuanya sudah terjadi. Mona mengatakan yang terpenting sekarang adalah pelajaran apa yang bisa diambil dari kejadian itu. Bagaimana caranya agar aku bisa merasa baik, menjadi lebih baik dan membuat orang lain menjadi lebih baik serta mendapat ridho-Nya.
Dia merasa dan meyakini mendapat panggilan Tuhan untuk hidup lebih berguna. Akhirnya ia ikut sekolah kepribadian dan belajar bela diri. Selanjutnya Mona mendirikan training “woman self defense”. Training tersebut mengajari bagaimana seorang wanita menjaga diri dari kemungkinan gangguan laki-laki dan perbuatan yang mengarah pada pelecehan seksual. Training tersebut bukan hanya mengajari bela diri menghadapi gangguan fisik, akan tetapi juga bagaimana berpakaian dan berperilaku agar tidak mengundang perhatian lelaki kurang ajar.
Dari training tersebut Mona menjadi wanita yang sangat terkenal dan dikagumi. Ia menjadi wanita terhormat, bahkan jauh lebih terhormat daripada sebelum diperkosa. Peristiwa perkosaan itu sangat berarti baginya, merubah hidupnya menjadi luar biasa.
Seseorang bisa memberi arti apa saja bagi sebuah kejadian, seperti misalnya Luka memberi arti bahwa kejadian itu merupakan ketidak adilan, kehancuran, tidak ada masa depan. Namun dengan kejadian yang persis sama, Mona memberi arti yang sangat berbeda.

Kumpulan arti itu menjadi niai-nilai dan keyakinan.

Pemberian arti pada setiap kejadian pada sesorang itu bebas dan terserah, namun biasanya dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dimiliki sebelumnya dan terkait dengan tujuan hidupnya di masa mendatang.
Sekali arti itu dibuat, ia kemudian tersimpan dalam hati dan menambah nilai – nilai yang ada sebelumnya. Ia bisa merupakan nilai-nilai yang memperkuat dan memperkaya nilai-nilai lama, atau bisa juga merupakan nilai baru sama sekali yang menghapus dan menggantikan nilai-nilai lama. Selajutnya kumpulan arti-arti itu menjadi persepsi, aturan-aturan atau keyakinan yang siap dipakai sebagai referensi untuk pemberian arti pada kejadian berikutnya. Selanjutnya itu disebut sebagai belief.

Orang – orang HEBAT memberi arti setiap kejadian dikaitkan dengan tujuan suksesnya.

Seperti telah diuraikan di atas, bahwa setiap kejadian diresponse dengan memberikan arti. Begitu arti tertentu dibuat ia kemudian terangkai dengan munculnya emosi tertentu, dan emosi tertentu itu menggerakkan serangkaian keputusan dan action tertentu.

Mari kita ikuti kisah dua orang supervisor yang bernama Burudan Marahlulu dan Bangkit Sanjaya. Keduanya dipecat dari pekerjaannya di sebuah perusahaan, karena tidak tercapai target dua supervisor itu dimarahi habis-habisan oleh Manajernya. Di sebuah ruang meeting Manajernya berteriak-teriak di depan teman-temannya

“Kamu ini memang goblok….
Tidak punya otak…..
Kerja hanya pakai dengkul…..
Sudah berapa kali kamu berdua diperingatkan……
Sekarang kamu berdua saya pecat…….
Ambil barang-barangmu dan pergi sekarang juga…..”

Suasana ruangan itu jadi mencekam…. Masing-masing orang dengan imajinasinya sendiri-sendiri. Tidak terbayangkan bagaimana kemarahan kedua supervisor tersebut.

Pak Burudan dengan sangat marah keluar dari ruangan sambil berkata kepada manajernya,
“Bapak telah menghancurkan masa depan saya,
mempermalukan saya di depan teman-teman saya….
Dasar manusia tidak punya perasaan…..
Bapak akan menanggung akibatnya……”

Hatinya sangat marah, baginya kehormatan adalah segalanya, dan harus dibela dengan cara apapun meskipun harus masuk penjara. Dia berencana mengumpulkan teman-temannya dan ia berencana akan menghabisi mantan Manajernya itu.

Demikian juga Pak Bangkit, ia juga sangat marah….. dengan muka merah padam ia katakana kepada Manajernya,

“ Bapak tidak berhak menghina saya seperti ini…..
Akan saya buktikan bahwa saya tidak seperti yang Bapak ucapkan….
Akan saya buktikan bahwa saya lebih baik dari Bapak…..
Saat semua sudah berubah, dan saya jauh lebih hebat dari Bapak, saya akan datang menemui Bapak …. Dan Bapak saya bawakan hadiah…. parcel……
Tunggu saatnya…..”

Kedua supervisor ini menerima peristiwa yang sama, mereka sama-sama memberi arti yang negatif dan sama-sama merespons dengan kemarahan, namun mengaitkan kemarahan dengan action yang berbeda. Pak Burudan berencana menghabisi Manajernya, tetapi pak Bangkit berencana memberinya hadiah saat sudah sukses nanti.

Orang-orang gagal sering terjerumus dengan dan larut dengan arti dan emosi yang dibuatnya sendiri. Ketika ia mendapat pujian diartikan dirinya sudah cukup baik hingga terlena dan merasa tidak perlu berubah menjadi yang lebh baik lagi. Ketika arti dan emosi itu negatif dijadikan alasan untuk tidak perlu berubah karena sudah terlajur kecewa.

Kualitas Hidup anda sangat Tergantung dari Bagaimana anda memberi arti pada setiap kejadian serta bagaimana anda mengaitkan dengan tujuan hidup anda di masa depan.

Orang-orang hebat selalu mengaitkan apapun arti dan emosi yang dibuatnya pada setiap kejadian dengan kesuksesannya di masa mendatang. Ketika arti dan emosi itu positif ia kaitkan untuk menjadi daya tarik dalam menuju suksesnya¸ ia pertahankan dan bahkan ia tingkatkan. Namun ketika arti dan emosi itu negative, dipakainya untuk mendorong dan mencambuk dirinya untuk menjadi jauh lebih dahsyat guna lebih cepat mencapai suksesnya.

Dalam menghadapi arti yang negatif mereka mencari hikmah apa yang bisa ambil dari kejadian itu, apa yang harus dilakukan agar dirinya menjadi lebih baik, dan ia bisa membuat orang lain lebih baik, dan diridhoi Tuhannya.

6 comments:

  1. subhanallah, luar biasa pak....
    ternyata pak jumala praktisi NLP ya hehe..
    salam pak dari Campus Data Media, terima kasih sharing ilmunya tadi siang

    ReplyDelete
  2. Oh iya sama2, senang bisa berbagi ilmu yg bermanfaat untuk PT. Campus Data Media.... :)

    ReplyDelete
  3. sebuah huruf, kata,maupun tanda baca yang baik adalah ilmu yang bermanfaat dan itu...merupakan amaliah sepanjang hayat dan non hayat yang amalnya continu pak.. tq. salam

    ReplyDelete
  4. Assalamualaikum
    Pak Jumala> saya Desy dari BINTARI pak, mudah2an bapak masih ingat
    saya sangat tertarik dengan training2 bapak
    saya baru tahu kalo bapak juga trainer NLP
    saya sangat tertarik untuk mengikuti event2 tersebut
    untuk pengembangan diri dan perluasan networking

    syukur mendapat harga khusus....terimakasih

    Wassalamualaikum salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa 'aialikum salam warohmatullah.

      Mbak Desi apa kabar? Kalau Bintari ya ingat banget tho...

      Mbak Desy kalau tertarik training saya, tolong hubungi saya di jumala.multazam@gmail.com ya.
      atau sms saya di 081325853585

      Salam

      Delete
  5. masyaallah luar biasa.........!

    ReplyDelete