Dipersembahkan bagi kaum Ibu yang ingin mengembangkan manfaat, khususnya dalam meningkatkan penghasilan keluarga. Semoga bisa menambah motivasi.
Dalam situasi yang sulit seperti sekarang ini, banyak keluarga dihadapkan pada masalah keuangan. Banyak kaum Ibu yang tergerak hati untuk ikut berjuang membantu suami demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun ketika ingin bekerja atau membuka bisnis Ibu-ibu juga sering dihadapkan pada masalah-masalah klasik, misalnya tidak punya modal, tidak punya ketrampilan, pendidikan terbatas, dsb.
Agar kita bisa melihat kedepan lebih cerah sebaiknya kita tidak terlalu larut dalam masalah-masalah yang kita miliki, mari kita fokus pada apa yang sudah kita terima kemudian kita syukuri, semoga Allah menambahkan nikmatnya kepada kita. Kemudian marilah menatap kedepan yang lebih sukses dengan optimis, dengan terus berdoa, belajar dan bekerja.
Sukses Milik Siapa.
Berbicara tentang sukses keuangan, mungkin Ibu-ibu pernah berfikir mengapa ada orang yang bisa sangat mudah mendapatkan uang, apapun yang dipegang seolah bisa jadi uang, bahkan dalam situasi sulitpun mereka tetap mudah mendapatkan uang. Sementara orang lain begitu sulit, ide sulit, modal sulit, kenalan bisnis tidak punya, seolah otak ini buntu. Bagi orang-orang kaya sekali makan di restoran menghabiskan lima ratus ribu rupiah adalah biasa, sementara bagi orang susah untuk mendapatkan lima ratus ribu sebulan-pun harus dengan memeras keringat dan banting tulang.
Mengapa bisa demikian, padahal kita sama-sama manusia. Kemampuan kita sama, sama-sama bisa bicara, sama-sama bisa berfikir, sama-sama bisa sedih dan gembira, dan juga sama-sama bisa marah. Badan kita bentuknya juga sama. Sama-sama punya kaki, tangan, mata, hidung, dan lain-lainnya. Tapi mengapa hasilnya bisa beda, mereka kaya dan kita tidak.
Mungkin ada yang berpendapat, orang bisa kaya karena turunan. Bapaknya kaya kakeknya kaya maka wajar ia juga mudah jadi kaya.
Iya memang, tetapi banyak juga orang miskin yang karena kegigihannya tiba-tiba bisa jadi kaya. Oshin ketika masa kecilnya adalah orang miskin, dia seorang pembantu rumah tangga. Dia dijual oleh ayahnya yang jahat untuk menjadi pelayan karena saking miskinnya. Tapi ketika dewasa Oshin bisa menjadi milyader dari usaha supermarketnya. Dialah orang pertama yang mendirikan supermarket di Jepang.
Mungkin ada lagi yang mengatakan, pantas saja dia sukses karena pendidikannya tinggi.
Saya kira enggak juga. Andre Wongso tidak lulus SD bisa jadi pembicara motivasi nomor satu di Indonesia. Anthony Robin, orang Amerika cuma lulusan SMA kerjaannya tukang kosek WC, bisa jadi pembicara termahal di Dunia. Sekali bicara bayarannya 1 juta dolar atau sekitar 10 miliar rupiah.
Jadi Apa Rahasianya?
Jawabnya adalah "Allah".
Ya, Allahlah yang berkuasa membuat kita kaya atau tidak kaya. Kalau Allah mau kita kaya pasti sangat mudah. Karena itu yang perlu dilakukan adalah berdoa, meminta kepadaNya, kemudian ikhtiar atau usaha. Nah, terkait dengan usaha ini saya ingin sampaikan Firman Allah dalam AlQuran:
Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah nasibnya dengan diri mereka sendiri.(QS Arra'd:11)
Ketika kita mau berubah maka Allah akan merubah nasib kita. Jadi mau berubah atau tidak itu adalah tugas kita sebagai manusia.
Lalu yang harus dirubah apanya?
Yang harus dirubah adalah kemauan, cara pikir, dan perilaku kita. Ketika pikiran seseorang berubah menyebabkan perilakunya berubah. Ketika perilakunya sudah berubah maka dengan mudah dia merubah usaha-usaha yang ditempuhnya untuk lebih sukses. Ketika usahanya berubah maka hasilnya juga akan berubah. Jadi kalau kita ingin merubah hasil (penghasilan) maka kita musti mengubah perilaku dan cara pikir.
Menurut Wattle D. Wallace dalam buku The science of Getting Rich, bahwa untuk bisa kaya orang harus punya cara pikir orang kaya. Ternyata cara pikir orang kaya beda dengan cara pikir orang biasa, demikian juga perilakunya. Jadi untuk bisa kaya ternyata ada resepnya.
Apa Resep Untuk Menjadi Kaya
Menurut Tung Dessem Waringin dalam bukunya Financial Revolution, orang sukses atau kaya ternyata mempunyai pikiran-pikiran yang khas.
Orang kaya punya cita-cita yang jelas, cita-citanya tidak kabur. Sedangkan kebanyakan orang tidak punya cita-cita yang jelas, atau bahkan tidak punya cita-cita sama sekali. Saya sering mendengar ungkapan dalam masyarakat
“Yaah... saya ini hidup mengalir saja seperti air, tidak menginginkan macam-macam”.
Sepintas kalimat itu terdengar bijak, namun kalau kita rasakan lebih mendalam, orang ini tampak tidak punya cita-cita. Apakah Ibu-ibu punya cita-cita?
Orang kaya berfikir jangka panjang, bukan instan. Maka mereka jujur, tidak merugikan orang lain baik kepada rekan bisnis maupun kepada pelanggan-pelanggannya. Tetapi yang sering terjadi adalah kalau bisa curang untuk untung besar mengapa tidak. Orang seperti ini segera dihindari pelanggan dan dibenci rekan bisnisnya. Ini yang menyebabkan usanhanya berusia jangka pendek.
Sifat lain dari orang-orang kaya adalah mereka selalu berusaha agar kualitas dagangannya bagus dan di atas rata-rata. Mereka selalu ingin tampil lebih baik dari lainnya, bukan asal saja.
Orang sukses punya keberanian. Mereka berani mencoba, berani gagal dan berani mengambil resiko. Banyak Ibu-ibu sudah berani mencoba, tapi tidak berani promosi, tidak pede dan malu menawarkan dagangannya.Orang-orang sukses ulet. Mereka memegang teguh cita-citanya. Dengan keuletannya itu suka maupun duka dijalaninya hingga cita-citanya tercapai. Mereka tidak kaku, jika mentok dengan suatu cara, ia segera mencari cara lainnya jika satu cara tidak berhasil. Berbagai cara (yang halal) ditempuhnya dalam rangka mencapai sukses.
Dan jangan lupa, resep penting orang-orang sukses adalah keyakinan. Bob Sadino, pemasok sayur mayur di supermarket-supermarket, pernah mengatakan bahwa orang bisa sukses tidak harus kaya dulu. Yang penting punya niat dan keyakinan.
Bagaimana caranya tidak punya modal (uang) bisa sukses?
Bisa. Caranya Ibu-ibu menawarkan tenaga dan keahlian, setelah itu tawarkan kerjasama. Akhirnya bisa menjadi pengelola usaha dengan modal orang lain kan? Saat itulah Ibu-ibu punya penghasilan besar dan bisa mengumpulkan modal sendiri.
Ada juga Ibu-ibu yang mengatakan aku tidak mau bekerja pada orang, karena melayani keluarga.
Jika kondisinya seperti itu mulailah usaha dari modal kecil semampunya. Pastikan usaha itu memperoleh keuntungan, jika usaha sudah menunjukkan hasil, kita bisa tawarkan kerjasama modal dengan orang lain untuk memperbesar usaha. Yang terpenting dalam kerjasama modal adalah kita bisa meyakinkan pemodal bahwa usaha kita menguntungkan. Jangan menawarkan kerjasama modal dalam keadaan usaha lagi lesu, pemodal juga tidak mau kehilangan uangnya.
Ibu-ibu yang dirahmati Allah, sukses adalah hak semua orang, termasuk Ibu-ibu. Jika Ibu-ibu bisa meniru perilaku orang kaya maka Ibu-ibu juga punya kesempatan kaya seperti mereka, insya Allah. Pertanyaannya apakah kita sudah memiliki cara pikir dan perilaku seperti mereka? Bagaimana caranya? Insya Allah akan kita diskusikan pada kempatan yang lain.
Sukses yang berkah adalah jika bisa menambah kebahagiaan dalam rumah tangga, bisa menambah kedekatan kita kepada Allah. Karena itu janganlah uang menjadi tujuan akhir. Tetapi hendaknya uang yang kita peroleh kemudian menjadi alat untuk meraih sukses yang hakiki yaitu meraih cinta Allah.
Allahu a'lam.
Ingin tahu psikologi Sukses? Ikuti kursus Gratis di sini.......Kusus NLP online Gratis
trims
ReplyDeletesaya suka sekali artikel ini "Ibu Rumah Tangga Bisa Sukses" ..
ReplyDeleteyup benar... apalagi zaman sekarang zaman internet, manfaatkan keahlian yg dimiliki kembangkan melalui internet.. klw d jalankan serius Insyah Allah pasti brhasil...
senang sekali bisa membaca artikel ini,, menambah energi semangat di saat semangat saya sedang lesu ^_^ terima kasih.
ReplyDeleteBunda Annona, Bunda Yuni, dan bundaMama thanks for respons semoga semakin sukses. Insya Allah.
ReplyDelete