Sunday, 28 November 2010

KATA-KATA ADALAH AKHLAQMU

Firman Allah:
Arrohman(1) Allamal Quran(2) kholaqol insan(3) ‘allamahul bayaan(4)

"Allah yang Maha pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur`aan. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara" [Ar-Rahmân/55:1-4]
Patutlah kita bersyukur kepada Allah subhanahu wata'aalaa yang telah memberikan kita kemampuan untuk berbicara sehingga kehidupan manusia bisa menjadi indah. Bandingkan dengan saudara-saudara kita yang tidak mendapatkan nikmat tersebut.

Menyampaikan terima kasih, memuji, meminta, melukiskan indahnya alam ini, bersya'ir  dengan kata-kata. Memberikan nasihat, berda'wah, menyampaikan rasa syukur serta berdoa dengan kata-kata pula. Pendeknya, tidak bisa terbayangkan betapa hampa dunia tanpa kata-kata. Tetapi apakah setiap kata-kata bisa selalu menimbulkan keindahan? ooh tidak semua,, bahkan banyak orang hancur karena kata-kata. 

Seperti sabda Rasulullah:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ"

Sesungguhnya ada seorang hamba, yang berbicara dengan satu kalimat yang termasuk keridhaan Allah, yang dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba yang  berbicara dengan satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, yang dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam". [HR al-Bukhâri, no. 6478]

Mengapa kata-kata yang buruk, bagi sebagian orang sering tanpa merasa bersalah mengatakannya? Jawabnya adalah karena sudah terbiasa. Terbiasa mendengar dan mengucapkan. 

Sering mendengar kata-kata buruk, berulang-ulang, membuat ia merasa biasa. Ia kemudian kehilangan sensitifitas, bebal, dan tidak lagi bisa membedakan apakah itu kata yang menyakitkan atau tidak. Bisa jadi setiap kata-katanya profokatif dan menimbulkan perpecahan, dan itu semua diucapkan dengan santai, karena SUDAH TERBIASA.

Setiap kata yang diucapkan selalu memiliki makna. Makna memicu munculnya emosi tertentu, kemudian memunculkan tindakan tertentu. Jika kata-kata terus diulang maka membentuk pola emosi, dan pola tidakan. Pola tindakan ini berupa sikap dan perilaku. Inilah yang disebut akhlaq. 


Maka berhati-hatilah dalam meggunakan kata-kata, pesan Rasulullah sbb:

Hadits.
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam". HR. Muslim
Juga sabda Rasulullah alaihi wa sallam:

"Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, ia tidak akan masuk surga".[8] (HR. Ahmad)

Kata2 yang buruk tidak saja merusak diri sendiri, namun juga merusak  orang lain yang mendengarnya. Dan sebaliknya kata-kata yang indah tidak hanya membangun akhlaq dirinya tetapi juga membangun akhlaq orang lain yang mendengarnya.

Dalam hadits Tirmidzi (no. 2407) dari Abu Sa`id al-Khudri, Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:

"Anak Adam pada setiap pagi,,, sungguh setiap anggota badannya berkata dengan merendah kepada lisan: "Takwalah kepada Allah untuk kami. Sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqomah, maka kami juga istiqomah. Jika engkau menyimpang (dari jalan petunjuk), kami juga menyimpang" [9]

Sedemikian dahsyatnya,,, mengendalikan kata-kata bisa mengendalikan hati, emosi, dan emosi mengendalikan perilaku. 

Dalam konteks MOTIVASI, ORANG2 SUKSES memiliki pola PERILAKU SUKSES
Perilaku sukses dihasilkan oleh pola EMOSI SUKSES. Dan pola emosi sukses dihasilkan oleh PEMILIHAN KATA2 SUKSES. Dalam hal ini para motivator dunia sepakat, bahwa untuk membentuk perilaku sukses, mereka sering melakukan AFIRMASI, yaitu mengucapkan kata-kata tertentu berulang-ulang dan periodik  untuk meneguhkan keyakinannya. Mislanya;

Setiap hari aku makin kuat makin sehat makin kaya.
Aku adalah pembelajar yang habat
Yes I can, saya pasti bisa.

Dalam konteks pembentukan keteguhan iman dan akhlaqul karimah, oleh Nabi shollalahu 'alaihi wasallam kita diperintahkan oleh Allah terus mengucapkan sebanyak mungkin kalimah thoyyibah, seperti;

Subhanallah
Alhamdulillah
Laa ilaaha illallah
Allahu akbar
Assholaatu wassalaamu 'alaa Rosulillah
Shallallaahu 'ala Muhammad
Inna lillah
Bismillah
Laa haula wala quwwata illaa billah
Insyaa Allah
Assalamu 'alaikum
Barokallah lii walalakum
Wahai saudaraku
dll

Pelajaran pentingnya adalah, kata-kata kita bisa membentuk perilaku dan amalan yang mengantarkan kita masuk syurga atau neraka. 
 
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia menang dengan kemenangan yang besar.” [Al-Ahzaab: 70-71]
Woww... subhanallah alhamdulillah,,, LUAR BIASA  

Allahu a'lam.

No comments:

Post a Comment