Kebanyakan
orang mempunyai gambaran yang jelas tentang sesuatu yang tidak diinginkannya
terutama yang ditakutinya. Namun tidak banyak orang yang mempunyai gambaran
yang jelas tentang tujuan yang diinginkannya. Padahal tanpa tujuan yang jelas maka
aktivitas menjadi tidak jelas arahnya. Kita berbicara tentang tujuan-tujuan
besar seseorang, hanya sedikit orang yang berhasil mencapai tujuan-tujuan besarnya
sehingga menjadi orang sukses. Orang-orang sukses meniti suksesnya dengan
pencapaian-pencapaian tujuan besar. Mereka memiliki gambaran yang jelas
tentuang tujuan-tujuannya itu, para pakar NLP menyebutnya well formed outcome.
Jadi apakah
berarti hanya orang–orang sukses saja yang berhak mencapai tujuan mereka? Ternyata tidak. Pernahkah sahabat-sahabat
memikirkan bahwa menikahkan anak adalah satu tujuan yang besar dan untuk
mencapainya perlu effort besar bagi setiap ayah? Segala daya upaya dikerahkan
demi terselenggaranya acara pernihakahan puter/puterinya tercinta, benar? Dan
ajaibnya hampir semua orang berhasil, apakah itu orang kota atau orang desa. Hasil
telaah saya, ternyata para ayah yang sukses menjalankan pernikahan anaknya dengan
membuat welformed outcome.
Outcome
dikatagorikan welform jika setidaknya memenuhi 5 syarat Specific, Measureble, Achievable,
Reasonable, dan Time bound , sering disingkat SMART maka sering juga disebut
Smart Outcome atau Smart Goal..
Mari kita
perhatikan, bagaimana seorang ayah telah menggunakan pendekatan smart goal
dalam membuat perencanaan untuk pernikahan puterinya.
Spesific
Si ayah
mendefinisikan dengan jelas siapa saja yang diundang, diman gedung perhelatan
itu diselenggarakan, siapa perias pengantinnya, bagaimana bentuk acaranya, apa
hiburan yang mengiringinya dan siapa group music yang akan diundang. Detail
acara itu tergambar jelas dan spesifik. Ditetapkan juga siap saja yang harus
dihubungi, siapa yang dijadikan panitia, siapa yang harus diajak konsultasi,
siapa yang harus ditanya. Spesifik itu jelas pendefinisiannya dan tidak kabur.
Measureble
Si ayah
sudah menghitung berapa tamu yang diundang, berapa teman-temannya, tetangganya,
saudara-saudaranya, teman tetangga dan saudara besannya, semua sudah ditetapkan.
Berap biaya yang dibutuhkan, darimana sumber dananya. Semua juga sudah
diperhitungkan dengan pasti.
Achiavable
Si ayah
yakin bahwa semua itu bisa dicapai. Beliau tidak berhayal, beliau membuat
rencana yang realistik. Ini bukan soal hayalan ini soal prencanaan sebuah
pernikahan puteri tercinta yang harus terjadi.
Reasonable.
Dia
bisa membayangkan betapa bahagianya ketika acara itu sukses, betapa bahagia puteri
kesayangannya. Dan sebaliknya, tidak satu ayahpun yang ingin acara pernikahan
anaknya batal atau gagal, dia bisa membayangkan betapa sedihnya anaknya dan
betapa malunya dia jika acara itu gagal, itu benar-benar pantangan.
Time bound
Maka jauh-jauh
hari, mungkin enam bulan sebelumnya atau bahkan setahun seblumnya sudah sudah
direncanakan dan ditetapkan harinya. Proses menetapkan haripun tidak asal-asalan,
dimeetingkan dan melalui kesepakatan dari kedua belah pihak, dikonsultasikan
dengan saudara2. Satu persatu detail kegiatan disusun lengkap dengan jadwal nya
mulai dari titik pertama M-12 hingga M bulan dilaksanakannya acara,
Meskipun
beliau belum tentu seorang professional, tetapi ketika membuat rencana
pernikahan untuk puterinya tiba-tiba beliau menjadi seperti sorang eksekutif
yang piawai. Bisakah cara ini diterpkan juga untuk pencapaian tujuan-tujuan
kita yang lain?
No comments:
Post a Comment