Thursday 12 July 2012

Writing Smart Goal

Kebanyakan orang mempunyai gambaran yang jelas tentang sesuatu yang tidak diinginkannya terutama yang ditakutinya. Namun tidak banyak orang yang mempunyai gambaran yang jelas tentang tujuan yang diinginkannya. Padahal tanpa tujuan yang jelas maka aktivitas menjadi tidak jelas arahnya. Kita berbicara tentang tujuan-tujuan besar seseorang, hanya sedikit orang yang berhasil mencapai tujuan-tujuan besarnya sehingga menjadi orang sukses. Orang-orang sukses meniti suksesnya dengan pencapaian-pencapaian tujuan besar. Mereka memiliki gambaran yang jelas tentuang tujuan-tujuannya itu, para pakar NLP menyebutnya well formed outcome.
Jadi apakah berarti hanya orang–orang sukses saja yang berhak mencapai tujuan mereka?  Ternyata tidak. Pernahkah sahabat-sahabat memikirkan bahwa menikahkan anak adalah satu tujuan yang besar dan untuk mencapainya perlu effort besar bagi setiap ayah? Segala daya upaya dikerahkan demi terselenggaranya acara pernihakahan puter/puterinya tercinta, benar? Dan ajaibnya hampir semua orang berhasil, apakah itu orang kota atau orang desa. Hasil telaah saya, ternyata para ayah yang sukses menjalankan pernikahan anaknya dengan membuat welformed outcome.

Outcome dikatagorikan welform jika setidaknya memenuhi 5 syarat Specific, Measureble, Achievable, Reasonable, dan Time bound , sering disingkat SMART maka sering juga disebut Smart Outcome atau Smart Goal..
Mari kita perhatikan, bagaimana seorang ayah telah menggunakan pendekatan smart goal dalam membuat perencanaan untuk pernikahan puterinya.
Spesific
Si ayah mendefinisikan dengan jelas siapa saja yang diundang, diman gedung perhelatan itu diselenggarakan, siapa perias pengantinnya, bagaimana bentuk acaranya, apa hiburan yang mengiringinya dan siapa group music yang akan diundang. Detail acara itu tergambar jelas dan spesifik. Ditetapkan juga siap saja yang harus dihubungi, siapa yang dijadikan panitia, siapa yang harus diajak konsultasi, siapa yang harus ditanya. Spesifik itu jelas pendefinisiannya dan tidak kabur.  
Measureble
Si ayah sudah menghitung berapa tamu yang diundang, berapa teman-temannya, tetangganya, saudara-saudaranya, teman tetangga dan saudara besannya, semua sudah ditetapkan. Berap biaya yang dibutuhkan, darimana sumber dananya. Semua juga sudah diperhitungkan dengan pasti.
Achiavable
Si ayah yakin bahwa semua itu bisa dicapai. Beliau tidak berhayal, beliau membuat rencana yang realistik. Ini bukan soal hayalan ini soal prencanaan sebuah pernikahan puteri tercinta yang harus terjadi.
Reasonable.
Dia bisa membayangkan betapa bahagianya ketika acara itu sukses, betapa bahagia puteri kesayangannya. Dan sebaliknya, tidak satu ayahpun yang ingin acara pernikahan anaknya batal atau gagal, dia bisa membayangkan betapa sedihnya anaknya dan betapa malunya dia jika acara itu gagal, itu benar-benar pantangan.
Time bound
Maka jauh-jauh hari, mungkin enam bulan sebelumnya atau bahkan setahun seblumnya sudah sudah direncanakan dan ditetapkan harinya. Proses menetapkan haripun tidak asal-asalan, dimeetingkan dan melalui kesepakatan dari kedua belah pihak, dikonsultasikan dengan saudara2. Satu persatu detail kegiatan disusun lengkap dengan jadwal nya mulai dari titik pertama M-12 hingga M bulan dilaksanakannya acara,  
Meskipun beliau belum tentu seorang professional, tetapi ketika membuat rencana pernikahan untuk puterinya tiba-tiba beliau menjadi seperti sorang eksekutif yang piawai. Bisakah cara ini diterpkan juga untuk pencapaian tujuan-tujuan kita yang lain?

No comments:

Post a Comment